RSS

Dataran Irana



Halo, namaku Irina. Aku adalah anak perempuan biasa, aku tinggal bersama ibuku. Ibuku adalah seorang buruh cuci, ayahku sudah lama meninggal. Mungkin saat umurku 12 tahun, semenjak itu ibuku membesarkanku sendirian. Hampir semua pekerjaan ia lakukan untuk menyambung hidup kami, ia memang seorang wanita yang hebat. Kami kini tinggal di rumah sederhana peninggalan ayahku. Ya, hanya inilah yang ia tinggalkan untuk kami. Aku juga kadang membantu ibuku berkerja, tugasku adalah mengantarkan pakaian yang sudah rapih ke pelanggan ibuku. Kini usiaku 17 tahun, dan aku bersekolah disebuah sekolah menengah yang cukup bagus. Sesungguhnya ibuku tidak sekaya itu hingga aku bisa bersekolah di sana, semua ini karena Tuhan memberikanku kemudahan dalam mengerti apa yang aku pelajari. Nilaiku cukup baik untuk mendapatkan beasiswa di sekolah itu, ditambah lagi ketua rukun tetangga kami membantu mengurus semua surat-surat yang aku perlukan. Sungguh beruntungnya diriku. Tunggu dulu, aku tidak seberuntung itu. aku masih tinggal di dunia nyata, bukan di dunia opera sabun di tivi.
Ayahku adalah seorang pemabuk, ia sering sekali pulang malam dengan keadaan mabuk dan ya, ia sering memukuliku. Semenjak umurku 4 tahun, aku sudah menerima perlakuan kasar dari ayahku. Ibuku sesungguhnya ingin membantuku, tapi apalah daya. Ia hanya seorang wanita biasa, tapi untungnya ayahku meninggal beberapa tahun kemudian. Seharusnya aku sedih, tapi aku juga tidak bisa melawan rasa lega di dalam hatiku. Ayahku memang sudah meninggal, tapi siksaannya tidak berhenti sampai di sana. Karena sering dipukuli, pendengaranku mulai terganggu. Aku kesulitan mendengar suara-suara di sekelilingku, dan itu merembat hingga membuatku sulit berbicara. Tuna wicara atau biasa disebut bisu, itulah aku. Aku juga tidak tahu mengapa aku tidak bisa bicara, mulutku seakan dijahit dan lidahku terpotong. Memang kedengarannya mengerikan, tapi itulah yang aku rasakan. Oh iya, selain kekurangan. Mendiang ayahku juga memberiku sebuah kelebihan, aku dapat melihat sosok-sosok yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Aku juga tidak tahu mengapa ini bisa terjadi, tapi saat aku kehilangan kemampuanku untuk mendengar dan berbicara. Saat itulah aku dapatkan kemampuanku untuk melihat mereka yang tidak kasat mata. Mereka itu seperti kita, ada yang jahat dan ada yang baik. Aku sering sekali melihat mereka yang jahat berada di dekat teman-temanku ketika aku kecil, tapi aku tidak bisa mengatakannya kepada temanku. Aku hanya bisa melihat mereka saja, tanpa bicara mengatakannya. Mungkin Tuhan hanya menginginkanku melihat, tanpa harus bicara. Ia menginginkanku untuk mengerti, tanpa harus menghakimi. Memahami tanpa berargumentasi. Sehari-hari aku hanya berkomunikasi melalui buku catatan yang aku bawa-bawa kemana pun aku pergi, semua orang-orang di dekatku sudah memaklumi itu. begitu juga teman-teman sekolahku. Masuk ke sekolah favorit awalnya menjadi mimpi buruk untukku, citra angkuh yang sering aku tangkap dari opera sabun tentang anak-anak orang kaya yang mengerikan merasuki otakku. Namun saat aku alami sendiri, ternyata tidak seburuk itu. mereka semua teman yang baik, dan dapat mengerti kekuranganku. Mereka memanggil namaku dengan baik, tidak memanggilku “si gagu” atau “Irina si gagu” seperti yang ditayangkan di tv. Aku memang salah, seharusnya aku kurangi durasiku menonton televisi.
Kira-kira seperti itulah aku. Aku Irina, dan mulai saat ini kalian lah buku catatanku. Aku tidak akan menganggap kalian benda mati yang tidak berarti, aku akan menganggap kalian sebagai temanku. Kalian adalah mata Tuhan yang setiap hari menyaksikan apa yang aku alami, selamat datang di hidupku.
Hari ini sekolahku mengadakan kemping di sebuah bumi perkemahan selama kurang lebih 5 hari, sesungguhnya aku tidak ingin ikut. Tapi ibuku memaksaku, ia mengatakan bahwa sudah lama aku tidak jalan-jalan. Ia juga mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja di rumah selama aku tidak ada, aku pun tidak bisa menolak. Besok pagi aku berangkat, sore ini aku dan ibuku akan menyiapkan keperluanku. Hal yang terpenting adalah, aku tidak akan lupa membawamu. Karena kaulah media aku bisa berkomunikasi dengan mereka, sampai bertemu lagi ya.
Semuanya sudah masuk bu?
Iya, aku bawa mantel kok.
Selimut juga sudah aku bawa, obat-obatan juga.
Semua sudah lengkap bu, apa yang aku perlukan sudah dimasukan ke dalam tas.
Aku disana rencananya 5 hari aja.
Ibu baik-baik di rumah ya.
Seterikanya diteruskan nanti saja bu, makanan udah siap. Kita makan dulu yuk.
Ibu kenapa duduk diluar malam-malam begini?
Tapi sudah malam bu, masuk yuk.
Ibu keliatannya lagi sedih kenapa? Pak Rahmat menagih hutang lagi ya?
Nanti kalo kita dapat uang kita bayar ya, ibu jangan sedih.
Bu, sedang ada yang meninggal ya?
Gak, aku Cuma nebak-nebak aja. Eh ternyata bener. Yuk kita masuk.
Halo buku catatan. Aku paling benci jika ada yang meninggal di sini, selalu saja aku dikagetkan oleh sosok mayat yang masih terbungkus kafan bersih berdiri di depan rumahku. Mereka memandangiku seolah aku adalah musuh mereka, dan mereka itu sangat mengerikan. Apa lagi jika yang meninggal itu karena kecelakaan atau kematian tidak wajar, aku harus siap-siap serangan jantung melihat wajah mereka yang hitam dan sudah rusak itu. entah dari mana mereka mengetahui bahwa aku dapat melihat mereka sehingga mereka selalu saja menjahiliku, membuat jantungku berdetak kencang. Setiap ada  seseorang yang meninggal aku juga harus siap-siap untuk tidak menoleh ke jendela, pasti saja ada kurung batang tidak bertuan terparkir di depan rumahku. Hal ini seperti sebuah tradisi, aku juga tidak tahu mengapa. Tapi aku sangat benci ini. doakan aku mudah-mudahan malam ini aku tidur nyenyak. Selamat malam.
Pagi ini aku sudah ada di sekolahku, benarkan kataku. Aku tidak dapat tidur nyenyak semalaman, bagaimana aku mau tidur. Semalam mayat itu berdiri di sisi tempat tidurku, ia menatap terus ke arahku semalaman. Terlebih wujudnya sudah lebih buruk dari sebelumnya, kafannya sudah berlumuran darah. Beberapa ekor ulat putih menggeliat di wajahnya yang berlubang. Iya, ulat-ulat itu membuat lubang di wajahnya. Mengerikan memang. Oh iya, sebentar lagi bis ku berangkat, doakan aku ya.
Iya, aku Cuma bawa satu tas aja Citra. Kamu bawa berapa tas?
Hah? 3 tas, banyak sekali. Kitakan mau berkemah. Menyatu dengan alam, jadi aku hanya membawa apa-apa yang aku perlukan saja.
Tidak apa-apa, setiap orang kan berbeda-beda. Oh iya, siapa yang satu bis dengan kita?
Wah. Afni, dan Adel bersama kita. Pasti seru.
Tidak apa-apa lah, lagian kan memang kita membutuhkan anak laki-laki. Lagi pula Rizki dan Denu itu baik kok.
Haha. Sudahlah, tidak apa-apa. Yuk kita naik ke dalam bis.
Sekarang aku sudah dalam perjalanan menuju bumi perkemahan, ternyata kami satu tim dengan Rizki dan Denu. Mereka sebenarnya anak baik, tapi Citra kurang suka dengan mereka. aku juga tidak tahu mengapa, tapi kelihatannya dulu Citra suka dengan keduannya. Tapi mereka tidak ada yang membalas rasa suka Citra. Lucu memang, aku pun geli mendengarnya. Tapi aku juga satu tim bersama Afni, dan Adel. Mereka sahabat dekatku. Afni duduk di sebelahku, ia sedang tertidur. Oh iya sepanjang perjalanan, aku sering sekali melihat orang-orang yang berdiri di pinggir jalan. Mereka sepertinya sedang tersesat, tatapan mereka kosong. Aku berusaha untuk tidak terlihat sedang melihat mereka, aku takut salah satu dari mereka ikut di dalam bis ini. aku tidak mau melihat mereka malam-malam di rumahku, siang hari saja aku sudah meinding melihat mereka. apa lagi saat malam. sepertinya aku akan istirahat sebentar.
Aku sudah makan Riz, makasih udah menawarkan roti yang kamu bawa.
Iya tidak apa-apa, lagian aku belum lapar. Jika aku butuh camilan, aku akan datang ke kursimu. Terima kasih banyak.
Ah, gak mungkin dia suka kepadaku Afni. Kau kan tahu aku mempunyai kekurangan.
Tidak, bukannya aku merendahkan diri sendiri. Tapi aku hanya menyadari kekuranganku. Lagi pula Rizki itu kan banyak yang suka. Jadi gak mungkin lah.
Catatanku, akhirnya aku dan yang lain sampai setelah menghabiskan waktu 3 jam perjalanan. Sekarang masih siang, mungkin kami akan membangun tenda dulu. Sejauh ini sih tempat ini baik-baik saja, aku belum melihat mereka disini. mudah-mudahan tidak ada salah satu dari mereka disini.
Boleh, aku sudah memakunya tapi tidak tertancap dengan benar. Mungkin memang tenagaku tidak terlalu besar.
Nah, akhirnya terpasang juga. Terima kasih atas bantuannya ya Riz.
Iya, akhirnya selesai juga tenda kita.
Tidak apa-apa tenda kita dan tenda Rizki dan Denu berdekatan, kita kan satu regu.
Ya setidaknya jika ada apa-apa kita tidak terlalu jauh meminta pertolongan kan.
Sudahlah, ambil saja baiknya.
Selamat malam catatan. Aku baru saja selesai makan malam dan melakukan kegiatan di api unggun. Sekarang aku hanya duduk saja bersama teman-teman sereguku di dekat tenda, memang sudah malam. tapi kami belum ada yang mengantuk, jadi kami hanya berbicang saja. Ada Afni, Citra, Adel, Rizki dan Denu. Sejauh ini aku tidak melihat yang aneh-aneh, syukurlah.
Memang enak udaranya Den, kapan lagi kan kita merasakan suasana alam bebas seperti ini.
Benar kata Adel, disini udaranya dingin. Untung aku membawa mantel tadi. Memangnya kamu tidak bawa Ni?
Wah Rizki baik sekali ya mau meminjamkan baju hangatnya cie cie.
Aku hanya becanda kok hehe.
Sudah masuk yuk ke tenda, sudah malam. kita tidur.
Hari ini hari terakhir aku di bumi perkemahan ini, aku menikmati selama berada di sini. Terlebih aku tidak melihat mereka disini, ini bagus sekali untukku. Aku tidak perlu berusaha keras menyambunyikan rasa takutku kepada teman-temanku. Sepertinya itu yang aku dapat tulis untuk sekarang. Sampai jumpa lagi.
Selamat malam catatan. Malam ini malam terakhir aku ada di sini, besok pagi-pagi sekali kami harus pulang. Sesungguhnya aku ingin lebih lama di sini, tapi aku teringat ibuku di rumah. Apa kabarnya dia di rumah ya. Aku rindu dia. Malam ini sepertinya aku dan yang lain akan menghabiskan waktu berbincang-bincang seperti beberapa malam yang lalu. Mungkin hanya sekedar menikmati malam terakhir di sini. Sampai jumpa lagi.
Kamu kok gabung sama kita Gian?
Oh regumu sudah tidur, memangnya kamu tidak mengantuk?
Boleh saja, bergabung saja dengan kami. Kami juga belum mengantuk. Ya kan.
Kamu bisa aja Citra hehe.
Tapi jangan-jangan bener kamu ke sini mau nyamperin Adel, hayoo.
Hahaha.
Terima kasih buat tehnya ya Riz.
Sudah-sudah, kalian jahil sekali.
Iya nih, sudah malam. masuk saja ke tenda. Kamu mau disini aja atau pergi ke tendamu Gian?
Tidak apa-apa kamu sendirian?        
Ya sudah, kami masuk ya.
Malam ini kami kedatangan Gian, dia memang bukan berasal dari kelasku. Tapi dia bergabung karena tidak bisa tidur. Sekarang kami semua sudah berada di tenda, tapi Gian masih duduk-duduk di luar.
Kenapa del? Kamu belum tidur?
Iya, aku juga belum mau tidur. Aku lagi nulis-nulis aja nih di catatanku.
Ia tinggal kita doang yang bangun.
Cerita apa Del?
Ah serius! Masa sih ada yang tega membunuh seorang gadis dengan cara yang sekejam itu.
Terus gadis itu dimutilasi jadi 5 bagian? Terus bagian-bagian tubuhnya di buang di sekitar sini? Ya ampun. Mengerikan sekali. Kamu yakin itu sungguhan, jangan-jangan cerita karangan orang lain aja.
Mengerikan ya?
Eh kamu denger gak? Kayak ada suara orang ngobrol.
Iya, bentar deh aku liat ke luar.
Kamu sedang berbicara dengan siapa?
Hah? Dewi.
Hay Dewi, Namaku Irina. Maaf aku tidak bisa bicara, jadi aku berkomunikasi lewat buku catatan ini. salam kenal ya.
Ya sudah, aku kembali tidur lagi ya.
EHHHH!!
Gian sedang berbicara dengan seorang gadis Del, katanya sih warga sekitar.
Namanya Dewi.
Aku gak apa-apa kok, mungkin karena dingin jadi suaraku terdengar gemetaran dan wajahku pucat.
Tidak apa-apa kok, ya sudah kita tidur aja.
Catatan. Aku sekarang sedang menulis dengan tangan yang gemetaran! Tubuhku juga basah keringat. Aku takut sekali, aku tidak tahu bahwa mereka dapat menyamar menjadi manusia. Sangat menakutkan. Tadi aku melihat Gian berbicara dengan seorang gadis di luar, ketika aku melemparnya dengan batu dan dia menoleh ke arahku. Aku menanyakan siapa gadis itu, ia mengatakan gadis itu adalah warga sekitar namanya Dewi. Aku biasa saja, sehingga ku biarkan saja mereka. tapi ketika aku ingin masuk ke dalam tenda, dan Gian berpaling dariku. Tiba-tiba kepala gadis itu berputar kebelakang dan menatapku tajam. Tubuhnya masih menghadap ke depan, tapi kepalanya berputar kebelakang. Aku sangat terkejut, jantungku berdegup kencang. Aku pikir ia manusia, tapi ternyata…
Hal yang paling membuatku takut adalah: gadis itu membuka mulutnya, dan lidahnya terpotong dari pangkal! Sebuah garis merah melingkar di lehernya, sepertinya lehernya habis di gorok hingga putus kemudian disambung kembali. Ia sepertinya tidak senang melihatku mengganggunya dengan Gian, tapi sepertinya Gian tidak melihat apa yang ku lihat. Seringainya sepertinya menyuruhku kembali ke dalam tendaku. Mudah-mudahan Gian tidak apa-apa ya…
Pagi ini kami pulang, meninggalkan bumi perkemahan ini. Gian di temukan pingsan di semak-semak dekat hutan, selain tubuhnya yang pucat dan penuh luka lebam. Ia baik-baik saja, tapi sepertinya ia mengalami shock. Kasihan dia. Sebenarnya aku ingin memperingati dia, tapi tatapan wanita itu membuat nyaliku ciut. Sepertinya lain kali aku harus lebih berani. Doakan aku semoga selamat sampai rumah ya.
Hey Rizki. Kok kita bisa duduk bersebelahan begini ya? Kemana Afni?
Oh, aku tidak tahu jika ia memilih duduk dengan Denu.
Tidak apa-apa kok, aku tidak keberatan duduk sama kamu.
Halo catatanku. Akhirnya aku sampai di rumah, ibuku sudah menungguku. Ia memasakan makanan untukku, syukurlah. Aku sangat lapar tadi. Oh iya, tadi Rizki duduk di sebelahku sepanjang perjalanan pulang. Aku benar-benar malu, aku tidak tahu harus berkata apa. Jadi aku diam saja selama perjalanan. Eh sudah dulu ya, sepertinya aku harus tidur. Sepertinya mayat itu belum menyerah juga, ia berdiri di dekat lemariku dengan kafannya yang sudah terkoyak. Wajahnya bahkan lebih menyeramkan dari terakhir kali aku melihatnya, aku tidak tahu apa yang ia inginkan dariku. Aku tidak kuat melihat wajahnya, kulit wajahnya seperti sudah sangat busuk hingga meleleh kebawah. Tidak lagi seperti wajah manusia, apa lagi bola matanya yang sudah menggantung itu. baunya… weekk, seperti bau bangkai tikus di selokan. Jadi sudah dulu ya.
Oh iya, ini malam jumat loh. Semoga mayat itu tidak menghantuimu hihihi….

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar